Kamis, 19 Oktober 2017

Haram Gak Sih ?

“ Aduh, disini menunya pakai babi semua yah? “ kata Paidjo kepada Bendot kawannya ketika mereka sedang lunch bareng pada jam istirahat kantornya.” Lho, so what getoo lho Djo? Itu kan gakharam.Emang lu ga makan babi ? “ jawab si Bendot sambil balik bertanya. “ Ya gak lah, itu kan haram.” Jawab Paidjo.
Percakapan di atas bukan ga mungkin akan kita dengar pada beberapa kawan kita. Waduh, gimana nech, kok jadi bingung yach haram gaknya babi dan makanan2 lain yang diharamkan di Imamat 11:1-47. Okelah klo begitu yuk kita coba telaah bareng2. Eiiit tunggu dulu, sebelum mencoba membahasnya bersama2, jernihkan hati dulu yah..jangan sampai emosi kita dibawa2, tanpa pikiran negative bahwa apa yang berbeda dari kita berarti sesat dan pikiran2 lain yang seharusnya tidak boleh ada saat kita mencoba memahami ayat2 dalam Al Kitab.OK cuy? Lanjuuuutt…..
Klo kita telaah pada Imamat 11: 1-47 maka kita akan menjumpai ada beberapa jenis makanan yang Bapa perintahkan untuk tidak kita makan (diharamkan), namun pada saat ini hal ini menjadi sebuah perdebatan yang muncul dari adanya  ayat yang menjadi dasar pula bagi saudara2 kita untuk menjadikan makanan2 tersebut menjadi halal. Benar atau salah hanya Bapa yang tahu dengan segala Maha PengetahuanNya, karena hakikat kebenaran adalah Kasih Bapa sendiri. Di sini sich gue cuma mencoba menyodorkan sebuah wacana yang mungkin bisa menjadi perenungan bagi kita untuk mencoba menjadi anak Bapa yang mengikuti kehendak hati Bapa. Tentang benar atau salahnya, cuma satu jawabannya, taruhlah Kasih Bapa di hati loe, dan biarkan itu terjawab oleh Kasih Bapa.
Well maybe  kita bertanya, apa sich yang salah dengan ayat Matius 15:11 (Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkanyang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.) , Kisah 10:15 (Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.”) dan Kisah 11:9 (Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!) sehingga bila kita baca sekilas berkesan membatalkan ayat Imamat 11: 1-147 ? Tidak ada yang salah, karena dalam Al Kitab Kasih Bapa dituangkan pada setiap ayatnya sehingga tidak mungkin ayat yang satu akan merusak ayat yang lain. Ya gak mungkin lah Bapa kita yang baik kasih kita pegangan hidup yang saling sikut satu sama lain…Nah coba kita kulik satu persatu.
a.       Matius 15: 11, di sini dijelaskan bahwa Yesus mengatakan kepada murid2nya bahwa bukanlah sesuatu yang masuk ke dalam mulut yang membuat najis orang. Berbicara tentang makanan donk pastinya? Wait a moment bro, kita coba lihat ayat sebelumnya sebenarnya Yesus sedang ngobrolin tentang apa sih kok tiba2 Yesus berbicara seperti ini, padahal pasti donk Yesus paham tentang Imamat 11: 1-47. Klo kita lihat dari awal pasal15:1 di sini dibahas tentang datangnya orang2  Yahudi yang meributkan masalah kebiasaan murid2 Yesus yang mereka anggap melanggar kebiasaan adat untuk mencuci tangan sebelum makan.Dan Yesus pun kemudian menjawabnya dgn mengatakan bahwa bangsa ini (Yahudi) hanya memuliakan Bapa dengan mulut saja tidak dengan hati. Dari sinilah kemudian Yesus mengatakan bahwa bukan yang masuk ke mulut yang membuat najis orang. Apakah ini tentang makanan? Jawabannya bisa dilihat dengan jelas lagi pada ayat 17-20 (Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?* Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.* Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.* Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.”*).
Jelas sekali, bahwa ayat ini adalah penjelasan Yesus tentang perumpamaan pada ayat 11 tadi ketika Petrus meminta penjelasan dari perumpamaan di atas.Pertanyaannya, apakah Yesus berbicara tentang makanan ? Come on, lihat dengan hati yang jernih, dan coba jawab pertanyaan itu dengan hatimu brother.
b.      Kisah Para Rasul 10:15 dan Kisah Para Rasul 11:9, ayat ini menjelaskan tentang mimpi Petrus di saat Petrus bimbang apakah dia boleh untuk mengajarkan Injil pada Kornelius orang Romawi, so Petrus saat itu lagi bimbang tentang Kornelius bukan tentang babi atau makanan haram enggaknya. Klo kita baca pada pasal ini selengkapnya maka jelas sekali bahwa arti mimpi Petrus di sini adalah bahwa arti dari mimpi Petrus ini bukanlah mengenai makanan tetapi Tuhan menggunakan istilah makanan haram kepada Petrus untuk menggambarkan kesalahan dari budaya bangsa Yahudi yang pada waktu itu menganggap haram bangsa-bangsa diluar bangsa Yahudi.(Perumpamaan apalagi yang mudah dicerna otak manusia selain makanan J ) Sebenarnya sih klo kita mau membaca dengan teliti pada ayat Kisah 10: 28-29(“Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir. Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.”), Petrus sudah menjelaskan arti dari mimpinya, bahwa Tuhan ingin memberitahukan kepada Petrus supaya Petrus jangan menganggap haram untuk pergi/masuk ke rumah Kornelius yaitu seorang perwira pasukan Italia, jadi mimpi Petrus tersebut tidak berarti bahwa binatang-binatang haram yang sudah disebutkan di buku Imamat 11 tersebut semuanya menjadi HALALNah lho…kok lagi2 kita menangkapnya masalah makanan lagi sich.
Sebenarnya klo kita mau telaah, Petrus mendapatkan mimpi di atas jauh hari setelah wafatnya Yesus, pertanyaannya klo memang Yesus menghalalkan makanan pada Matius 15:11 kenapa sebagai murid utamanya Petrus berani masih menganggap itu haram?. We know who’s Petrus. Tidak mungkin dia akan mencoba-coba membelokkan perkataan Yesus. Dan lagi pula klo kita lihat, sebenarnya makanan yang Bapa haramkan itu apakah membawa kebaikan pada tubuh kita? Well, Bapa gak mungkin kasih ular atau batu pada anak2Nya. So haram atau halalkah? Kembali pada diri loe sendiri setelah membaca ayat2 di atas.
Emm…gue coba tulis wacana ini bukan karena mau memojokkan satu pihak, atau mencoba sok tahu mengajarkan doktrin yang mungkin berbeda dari yang lain,atau apa lah .Sekali lagi ini sebuah sodoran wacana yang mungkin bisa kita jadiin renungan. Bila ada kebenaran dan kebaikan itu datangnya dari Bapa gue yang Maha Kudus,tapi bila ada salah itu datangnya dari ketidaksempurnaan gue sebagai hamba yang sedang belajar menjadi anakNya yang baik. GBU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar